Cattegory

Rabu, 05 Agustus 2015

GELIAT KOTAKU

Oleh: Bekti Yustiarti
 Lihat…! Bapak separuh baya itu
Dengan sepeda tua dan keranjangnya
Hendak menjemput fajar
 Lihat juga! Sopir angkutan itu
Serobot sana sini
Tak ingin fajar menjemputnya
 Itu hanya sekelumit kisah
 Jika kuceritakan
Tak kan cukup tinta ini berbicara
Lihatlah lagi!
 Bak semut merayap di lantai 39
Tak tahu gelap, tak tahu terang
 Hanya arloji yang menyapa
 24 jam tak cukup untuk membeli waktu
Kita pejamkan mata
Agar bisa menyapa fajar dengan ceria
 Puisi ini telah dimuat dalam buku "Symphony of Words" Hal. 11 Juni 2015.

Esai: PEMEROLEHAN BAHASA ANAK (STUDI KASUS TERHADAP ALFARO USIA 15 BULAN)

Oleh: Bekti Yustiarti
          Pemerolehan bahasa anak pada dasarnya sudah didapatkan sejak ia lahir. Hari pertama keluar dari perut seorang ibu, bayi sudah dapat menghasilkan bunyi ketika menangis. Seiring dengan bertambahnya usia anak, kosakata yang diperoleh juga semakin banyak. Faktor biologis juga sangat berpengaruh, misalnya setelah tumbuh gigi seorang anak akan semakin jelas mengucapkan kata-kata. Menurut dr. Widodo Judarwanto, SpA dalam kompas.com pada usia 0-2 minggu biasanya anak akan mengeluarkan bunyi gumaman, misal “ammmm.”
         Usia 2 bulan vokalnya bertambah satu, missal “auuu.” Usia 3 bulan mulai dapat merespon bunyi. Mendekati 4 bulan bertambah lagi vocal dan konsonan, misal “aguuu”. Usia 4-6 bulan bahasa bisa dilihat dengan teriakan dan bunyi mengoceh. Kemudian kata pertama yang harus timbul dari anak sekitar usi 7-8 bulan misal da-da-da. 9-12 bulan dia mulai mengerti kata yang diucapkannya, semisal dia memanggil mama atau papanya. 15 bulan, harus sudah bias 4-5 kata. Dan di usia 2 tahun, dia harus punya 20-50 perbendaharaan kata (www.kompas .com 20 Februari 2012). 
          Berikut adalah hasil pengamatan pemerolehan bahasa anak yang terjadi pada Alfaro yang berusia 15 bulan. Anak tersebut sudah memiliki beberapa perbendaharaan kata walaupun pengucapannya kurang jelas. Di bawah ini adalah kata-kata yang diucapkan oleh Alfaro. 
1. “Tata” Kata “tata’ yang diucapkan Alfaro memiliki beberapa arti. Pertama, “tata” adalah panggilan untuk pengasuhnya yaitu dari kata “tanta” yang berarti “tante.” Orang Indonesia timur terbiasa mengucapkan kata tante dengan tanta. Pengasuh Alfaro berasal dari Manggarai, NTT. Kedua, kata “tata” berarti “da-da”, ucapan untuk pamit ketika ayah dan ibunya hendak pergi. Mereka bilang “da-da Alfaro.” Lalu Alfaro juga menjawab “tata…tata…tata.” Sambil melambaikan tangan. Ketiga, kata “tata” berarti panggilan untk siapa saja yang lewat di depan rumah. Alfaro sering berdiri di balik pagar, lalu apabila ada orang yang lewat ia panggil. 
2. “Cucu” Kata “cucu” berarti “susu.” Ibu atau pengasuhnya sering menawarkan susu kepada Alfaro. Misal, “Adik mau susu?” maka dia menjawab “cucu..cucu…cucu.” Dia akan mengucapkan kata “cucu” beberapa kali, yang berarti mau minum susu setelah ditawari. 
3. “Papa” Kata “papa” berarti “papa” panggilan untuk ayahnya. 
4. “Mapa” Kata “mapa” berarti “mama” panggilan untuk ibunya. 
5. “Wakwau” “Wakwau” berarti “bakpau.” Kata “wakwau” dia peroleh dari hasil meniru penjual bakpau yang setiap hari lewat dengan memutar rekaman yang berbunyi bakpau…bakpau. 
6. “Ngak ada” “Ngak ada” adalah jawaban ketika ditanya sesuatu oleh orang tuanya. 
7. “Tu” “Tu” berarti “itu.” Dia mengucapkan “tu” sambil menunjuk sesuatu. 
8. “Jatoh” “Jatoh” berarti “jatuh.” Kata “jatoh” dia peroleh dari pengasuh atau ibunya yang selalu memperingatkan agar hati-hati karena lantainya licin supaya tidak jatuh. 
         Selain menguasai perbendaharaan kata di atas, Alfaro juga memahami kalimat deklaratif, kalimat imperatif, dan kalimat interogatif. Berikut ini adalah contoh kalimat yang dimengerti oleh Alfaro. 
a. Kalimat deklaratif Ketika diberitahu tentang sesuatu, dia akan memperhatikan dengan melihat objek yang ditunjukkan oleh orang tuanya. Sambil merespon dengan ocehan-ocehannya. 
b. Kalimat imperatif Alfaro sudah memahami kalimat imperatif. Ketika diperintah oleh ayah atau ibunya untuk memberikan sesuatu maka dia akan melakukannya sesuai perintah. Contoh: “Kasih ke papa!” “Bawa ke sini!” “Ambil bolanya!” 
c. Kalimat interogatif Setiap kali melihat sesuatu yang menurut dia baru, maka Alfaro akan bertanya sambil menunjuk benda tersebut. Walaupun terkadang kata yang diucapkan untuk bertanya suka berubah-ubah. Misalnya, “tu pa?” yang berarti “itu apa?” 
          Berdasarkan pengamatan pemerolehan bahasa terhadap Alfaro dapat diperoleh kesimpulan bahwa Alfaro berusia 15 bulan sudah dapat menguasai 4-5 kata bahkan lebih. Selain menguasai beberapa kata anak tersebut juga telah memahami kalimat deklaratif, imperatif, dan interogatif. 

Sumber: www.kompas.com diakses 3 Juni 2014 
Alfaro Nathanael (Anak berusia 15 bulan tinggal di Tangerang)
 Esai ini telah dimuat dalam Jurnal Sastra Aksara "Taman Kanak-kanak" Hal. 33-36