Cattegory

Rabu, 14 Oktober 2015

Potret Sudut Negeriku



Oleh: Bekti Yustiarti

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki kekayaan dan keberagaman. Namun, belum semua daerah dapat merasakan dampak dari pembangunan tersebut. Orang yang tinggal di Pulau Jawa barangkali lebih beruntung dengan adanya berbagai fasilitas yang tersedia. Tetapi, apabila kita melihat ke luar pulau Jawa. Tentu banyak orang yang masih berjuang untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, sarana kesehatan, dan lain-lain.
Salah satu tempat yang belum mendapatkan fasilitas dalam berbagai bidang adalah di desa Raka, Manggarai Barat, NTT. Menempuh perjalanan selama 6 jam dari pusat kota Labuan Bajo tentulah bukan hal yang menyenangkan dengan kondisi jalan yang rusak, berliku-liku, dan sempit. Melintas di antara tebing dan jurang. Namun, di kanan kiri terdapat pemandangan alam yang indah  Desa Raka yang terletak di sebuah lembah yang dikelilingi bukit-bukit, tidak ada jalan aspal yang ada hanyalah jalan yang seperti sungai kering.
Akses transportasi untuk menuju desa hanya ada satu kendaraan yang mereka sebut “oto”. Oto adalah sebuah truk yang disulap seperti angkutan umum diberi kursi panjang dari kayu dan bagian atasnya ditutup dengan terpal sehingga dapat melindungi panas dan hujan. Rute yang ditempuh yaitu Raka-Ruteng dan hanya beroperasi satu kali dalam sehari. Jadi apabila akan bepergian haruslah pagi-pagi. Karena apabila sudah tertinggal oto maka harus berjalan kaki sampai jalan beraspal yang dilewati kendaraan. Oto hanya beroperasi saat jalan kering karena apabila hujan jalan sudah tidak dapat dilewati.
Dari segi pendidikan, di desa Raka terdapat satu sekolah SD inpres yang sangat sederhana. Dindingnya masih terbuat dari papan, hanya lantai saja yang sudah tembok. Dengan fasilitas seadanya murid-murid tetap semangat belajar, meskipun untuk menuju sekolah mereka harus berjuang naik turun tebing dan menyeberangi sungai. Sampai di sekolah sudah lelah, tak jarang materi yang diberikan tidak dapat diterima dengan baik. Apabila itu adalah perjuangan murid, lalu bagaimana dengan perjuangan guru? Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang mulia dan lebih mulia ketika mereka mengabdikan diri secara total untuk Indonesia tercinta tanpa mengharapkan balas jasa. Bagi mereka yang memiliki ekonomi cukup dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan ada yang bergelar sarjana dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Dari segi ekonomi mereka, tentu saja hanya mengandalakan hasil bertani dan berkebun. Namun belum semua SDA dikelola dengan maksimal. Sebagai contoh, pohon aren yang tumbuh subur dan jumlahnya banyak hanya dibiarkan tumbuh begitu saja. Padahal apabila diolah pohon aren dapat disadap niranya menjadi gula aren, lalu buahnya (kolang-kaling) dapat diolah menjadi makanan yang lezat. Di sana belum ada penyuluhan mengenai manfaat pohon aren.
Dari segi adat istiadat mereka masih menjunjung tinggi. Dalam acara-acara tertentu adat masih kental dilaksanakan. Salah satu adat yang belum dapat ditinggalakan adalah ketika seorang laki-laki akan menikah maka pihak laki-laki harus membayar sejumlah uang kepada pihak perempuan yang jumlahnya tidak sedikit yang disebut dengan istilah “belis”.
Itulah salah satu potret sudut Indonesia, sebuah desa yang apabila kita lihat dari atas bukit terdapat awan-awan di atas lembah, dan kita bagaikan berdiri di atas awan. Itulah Indoesia yang sangat kaya dan beragam semakin menambah khasanah keberagaman Indonesia. Inilah Indonesiaku.


Selasa, 08 September 2015

Contoh Surat Lamaran Pekerjaan



Tangerang, 6 April 2007
Yth.
PO BOX 1345
Jakarta

Dengan hormat,
Setelah membaca iklan yang dimuat dalam harian Media Indonesia pada 5 Februari 2007 yang menyatakan bahwa perusahaan Bapak/Ibu membutuhkan tenaga Sekretaris direktur, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
nama                            : Padma Indri Sangwari
tempat, tgl. lahir          : Magelang, 26 Oktober 1985
alamat                          : Pondok Maharta C18/4 Pondok Aren, Tangerang
pendidikan                  : D3 ASMI Tarakanita Jakarta
dengan ini mengajukan permohonan untuk diterima sebagai karyawan sesuai dengan lowongan tersebut.
Saya dapat mengoperasikan computer Ms Word, Excel, dan Coreldraw, serta dapat berbahasa Inggris dan Mandarin secara aktif. Saya juga pernah magang di perusahaan sebagai sekretaris manajer selama 6 bulan. Oelh karena itulah, saya memenuhi persyaratan yang Bapak/Ibu tentukan. Sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan:
1)      daftar riwayat hidup;
2)      transkrip nilai;
3)      fotokopi ijazah kursus bahasa Mandarin;
4)      surat keterangan magang kerja;
5)      SKKB; dan
6)      pas foto.
Saya berharap, Bapak/Ibu dapat mempertimbangkan dan berkenan menerima saya. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,
ttd
Padma Indri Sangwari

Rabu, 05 Agustus 2015

GELIAT KOTAKU

Oleh: Bekti Yustiarti
 Lihat…! Bapak separuh baya itu
Dengan sepeda tua dan keranjangnya
Hendak menjemput fajar
 Lihat juga! Sopir angkutan itu
Serobot sana sini
Tak ingin fajar menjemputnya
 Itu hanya sekelumit kisah
 Jika kuceritakan
Tak kan cukup tinta ini berbicara
Lihatlah lagi!
 Bak semut merayap di lantai 39
Tak tahu gelap, tak tahu terang
 Hanya arloji yang menyapa
 24 jam tak cukup untuk membeli waktu
Kita pejamkan mata
Agar bisa menyapa fajar dengan ceria
 Puisi ini telah dimuat dalam buku "Symphony of Words" Hal. 11 Juni 2015.

Esai: PEMEROLEHAN BAHASA ANAK (STUDI KASUS TERHADAP ALFARO USIA 15 BULAN)

Oleh: Bekti Yustiarti
          Pemerolehan bahasa anak pada dasarnya sudah didapatkan sejak ia lahir. Hari pertama keluar dari perut seorang ibu, bayi sudah dapat menghasilkan bunyi ketika menangis. Seiring dengan bertambahnya usia anak, kosakata yang diperoleh juga semakin banyak. Faktor biologis juga sangat berpengaruh, misalnya setelah tumbuh gigi seorang anak akan semakin jelas mengucapkan kata-kata. Menurut dr. Widodo Judarwanto, SpA dalam kompas.com pada usia 0-2 minggu biasanya anak akan mengeluarkan bunyi gumaman, misal “ammmm.”
         Usia 2 bulan vokalnya bertambah satu, missal “auuu.” Usia 3 bulan mulai dapat merespon bunyi. Mendekati 4 bulan bertambah lagi vocal dan konsonan, misal “aguuu”. Usia 4-6 bulan bahasa bisa dilihat dengan teriakan dan bunyi mengoceh. Kemudian kata pertama yang harus timbul dari anak sekitar usi 7-8 bulan misal da-da-da. 9-12 bulan dia mulai mengerti kata yang diucapkannya, semisal dia memanggil mama atau papanya. 15 bulan, harus sudah bias 4-5 kata. Dan di usia 2 tahun, dia harus punya 20-50 perbendaharaan kata (www.kompas .com 20 Februari 2012). 
          Berikut adalah hasil pengamatan pemerolehan bahasa anak yang terjadi pada Alfaro yang berusia 15 bulan. Anak tersebut sudah memiliki beberapa perbendaharaan kata walaupun pengucapannya kurang jelas. Di bawah ini adalah kata-kata yang diucapkan oleh Alfaro. 
1. “Tata” Kata “tata’ yang diucapkan Alfaro memiliki beberapa arti. Pertama, “tata” adalah panggilan untuk pengasuhnya yaitu dari kata “tanta” yang berarti “tante.” Orang Indonesia timur terbiasa mengucapkan kata tante dengan tanta. Pengasuh Alfaro berasal dari Manggarai, NTT. Kedua, kata “tata” berarti “da-da”, ucapan untuk pamit ketika ayah dan ibunya hendak pergi. Mereka bilang “da-da Alfaro.” Lalu Alfaro juga menjawab “tata…tata…tata.” Sambil melambaikan tangan. Ketiga, kata “tata” berarti panggilan untk siapa saja yang lewat di depan rumah. Alfaro sering berdiri di balik pagar, lalu apabila ada orang yang lewat ia panggil. 
2. “Cucu” Kata “cucu” berarti “susu.” Ibu atau pengasuhnya sering menawarkan susu kepada Alfaro. Misal, “Adik mau susu?” maka dia menjawab “cucu..cucu…cucu.” Dia akan mengucapkan kata “cucu” beberapa kali, yang berarti mau minum susu setelah ditawari. 
3. “Papa” Kata “papa” berarti “papa” panggilan untuk ayahnya. 
4. “Mapa” Kata “mapa” berarti “mama” panggilan untuk ibunya. 
5. “Wakwau” “Wakwau” berarti “bakpau.” Kata “wakwau” dia peroleh dari hasil meniru penjual bakpau yang setiap hari lewat dengan memutar rekaman yang berbunyi bakpau…bakpau. 
6. “Ngak ada” “Ngak ada” adalah jawaban ketika ditanya sesuatu oleh orang tuanya. 
7. “Tu” “Tu” berarti “itu.” Dia mengucapkan “tu” sambil menunjuk sesuatu. 
8. “Jatoh” “Jatoh” berarti “jatuh.” Kata “jatoh” dia peroleh dari pengasuh atau ibunya yang selalu memperingatkan agar hati-hati karena lantainya licin supaya tidak jatuh. 
         Selain menguasai perbendaharaan kata di atas, Alfaro juga memahami kalimat deklaratif, kalimat imperatif, dan kalimat interogatif. Berikut ini adalah contoh kalimat yang dimengerti oleh Alfaro. 
a. Kalimat deklaratif Ketika diberitahu tentang sesuatu, dia akan memperhatikan dengan melihat objek yang ditunjukkan oleh orang tuanya. Sambil merespon dengan ocehan-ocehannya. 
b. Kalimat imperatif Alfaro sudah memahami kalimat imperatif. Ketika diperintah oleh ayah atau ibunya untuk memberikan sesuatu maka dia akan melakukannya sesuai perintah. Contoh: “Kasih ke papa!” “Bawa ke sini!” “Ambil bolanya!” 
c. Kalimat interogatif Setiap kali melihat sesuatu yang menurut dia baru, maka Alfaro akan bertanya sambil menunjuk benda tersebut. Walaupun terkadang kata yang diucapkan untuk bertanya suka berubah-ubah. Misalnya, “tu pa?” yang berarti “itu apa?” 
          Berdasarkan pengamatan pemerolehan bahasa terhadap Alfaro dapat diperoleh kesimpulan bahwa Alfaro berusia 15 bulan sudah dapat menguasai 4-5 kata bahkan lebih. Selain menguasai beberapa kata anak tersebut juga telah memahami kalimat deklaratif, imperatif, dan interogatif. 

Sumber: www.kompas.com diakses 3 Juni 2014 
Alfaro Nathanael (Anak berusia 15 bulan tinggal di Tangerang)
 Esai ini telah dimuat dalam Jurnal Sastra Aksara "Taman Kanak-kanak" Hal. 33-36