Cattegory

Minggu, 23 September 2018

Sudahkah Merdeka dari Dampak Negatif Gawai?


Gawai atau lebih dikenal dengan istilah gadget merupakan salah satu alat komunikasi yang dimiliki hampir setiap orang. Kemajuan teknologi  yang dapat digunakan melalui gadget memang  mempermudah aktivitas manusia sekarang ini. Ibaratnya semua bisa dilakukan melalui genggaman tangan, misalnya belanja, memesan tiket pesawat atau hotel, memesan transportasi secara online, meminjam uang, dan lain-lain dapat dilakukan dengan ketikan jempol.
Terlepas dari kecanggihannya dengan berbagai aplikasi yang dapat diunduh dari gawai kita, penggunaan gawai akhir-akhir ini sudah melebihi batas normal. Berapa jam dalam sehari kita menggunakan gawai? Tentunya jawabannya bervariasi bisa dua jam, tiga jam, bahkan berjam-jam orang menghabiskan waktu dalam sehari untuk menggunakan gawai.
Hal yang memprihatinkan adalah penggunaan gawai pada anak usia dini secara berlebihan. Bisa dibayangkan anak usia 2 sampai 3 tahun sudah mahir memainkan ponsel, tablet, dan sejenisnya. Bahkan yang lebih miris banyak orang tua yang memberikan gawai kepada anaknya dengan alasan tertentu, misalnya agar anak diam, agar anak tidak menangis, agar anak tidak mengganggu pekerjaan orang tua, dan alasan-alasan lainnya.
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap bahaya penggunaan gawai secara berlebihan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan khususnya pada anak usia dini karena akan berdampak negatif. Anak usia dini belum memerlukan gawai, apalagi masa usia 2 sampai 3 tahun. Pada anak usia ini yang diperlukan adalah belajar motorik seperti berjalan, berbicara, dan bersosialisasi dengan lingkungan terdekatnya. Apabila kemampuan motoriknya tidak dirangsang dengan baik karena terlalu banyak menggunakan gawai maka akan berdampak pada anak itu sendiri, misalnya mengalami keterlambatan bicara, mudah marah, dan anti sosial.
Penggunaan gawai yang berlebihan memang terjadi pada semua kalangan. Remaja juga menjadi salah satu perhatian atas dampak negatif yang terjadi pada mereka. Banyak orang tua yang mengeluhkan anaknya yang malas belajar, kurang bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan. Selain itu juga berpengaruh terhadap kesehatan seperti mata manjadi minus, obesitas karena terlalu lama duduk, dan kurang konsentrasi akibat tidur larut malam.
Bagaimana peran kita sebagai orang tua agar anak-anak bisa merdeka dari dampak negatif gawai? Tentunya sebagai orang tua kita harus bijak dalam menggunakan gawai termasuk bijak pula dalam bermedia sosial. Pertama, kita harus tegas terhadap anak. Bukan berarti tidak boleh sama sekali, tetapi konsiten dalam menggunakan gawai, misalnya pada jam-jam tertentu baru diperbolehkan. Kedua, kita harus mengawasi anak dalam menggunakan gawai terutama dalam mengakses internet. Batasilah penggunaan jaringan internet. Ketiga, luangkan waktu bersama anak-anak sekadar mengobrol atau makan bersama. Terakhir, pilihlah kegiatan-kegiatan yang membuat anak lupa dengan gawainya, misalnya olah raga atau kegiatan motorik lainnya yang sesuai dengan bakat dan kemampuan.
Di sisi lain, media sosial juga memiliki dampak negatif sebagai ajang pamer, bullying,  penipuan, dan juga berita-berita hoax yang menimbulkan kesalahpahan dan perpecahan. Dalam hal ini kita harus pandai memilih informasi yang benar-benar sesuai.
Pada dasarnya gawai memiliki dampak positif apabila dimanfaatkan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, gunakanlah gawai secara bijak, pakailah sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan agar kita dapat menikmati dampak positif dari canggihnya teknologi serta dapat merdeka dari dampak negatif akibat penggunaan yang berlebihan dan kurang tepat.