Gawai
atau lebih dikenal dengan istilah gadget merupakan salah satu alat komunikasi
yang dimiliki hampir setiap orang. Kemajuan teknologi yang dapat digunakan melalui gadget memang mempermudah aktivitas manusia sekarang ini.
Ibaratnya semua bisa dilakukan melalui genggaman tangan, misalnya belanja,
memesan tiket pesawat atau hotel, memesan transportasi secara online, meminjam
uang, dan lain-lain dapat dilakukan dengan ketikan jempol.
Terlepas
dari kecanggihannya dengan berbagai aplikasi yang dapat diunduh dari gawai
kita, penggunaan gawai akhir-akhir ini sudah melebihi batas normal. Berapa jam
dalam sehari kita menggunakan gawai? Tentunya jawabannya bervariasi bisa dua
jam, tiga jam, bahkan berjam-jam orang menghabiskan waktu dalam sehari untuk
menggunakan gawai.
Hal
yang memprihatinkan adalah penggunaan gawai pada anak usia dini secara
berlebihan. Bisa dibayangkan anak usia 2 sampai 3 tahun sudah mahir memainkan
ponsel, tablet, dan sejenisnya. Bahkan yang lebih miris banyak orang tua yang
memberikan gawai kepada anaknya dengan alasan tertentu, misalnya agar anak
diam, agar anak tidak menangis, agar anak tidak mengganggu pekerjaan orang tua,
dan alasan-alasan lainnya.
Kurangnya
pengetahuan orang tua terhadap bahaya penggunaan gawai secara berlebihan
menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan khususnya pada anak usia dini
karena akan berdampak negatif. Anak usia dini belum memerlukan gawai, apalagi
masa usia 2 sampai 3 tahun. Pada anak usia ini yang diperlukan adalah belajar
motorik seperti berjalan, berbicara, dan bersosialisasi dengan lingkungan
terdekatnya. Apabila kemampuan motoriknya tidak dirangsang dengan baik karena
terlalu banyak menggunakan gawai maka akan berdampak pada anak itu sendiri,
misalnya mengalami keterlambatan bicara, mudah marah, dan anti sosial.
Penggunaan
gawai yang berlebihan memang terjadi pada semua kalangan. Remaja juga menjadi
salah satu perhatian atas dampak negatif yang terjadi pada mereka. Banyak orang
tua yang mengeluhkan anaknya yang malas belajar, kurang bersosialisasi dengan
keluarga dan lingkungan. Selain itu juga berpengaruh terhadap kesehatan seperti
mata manjadi minus, obesitas karena terlalu lama duduk, dan kurang konsentrasi
akibat tidur larut malam.
Bagaimana
peran kita sebagai orang tua agar anak-anak bisa merdeka dari dampak negatif
gawai? Tentunya sebagai orang tua kita harus bijak dalam menggunakan gawai
termasuk bijak pula dalam bermedia sosial. Pertama, kita harus tegas terhadap
anak. Bukan berarti tidak boleh sama sekali, tetapi konsiten dalam menggunakan
gawai, misalnya pada jam-jam tertentu baru diperbolehkan. Kedua, kita harus
mengawasi anak dalam menggunakan gawai terutama dalam mengakses internet. Batasilah
penggunaan jaringan internet. Ketiga, luangkan waktu bersama anak-anak sekadar
mengobrol atau makan bersama. Terakhir, pilihlah kegiatan-kegiatan yang membuat
anak lupa dengan gawainya, misalnya olah raga atau kegiatan motorik lainnya yang
sesuai dengan bakat dan kemampuan.
Di
sisi lain, media sosial juga memiliki dampak negatif sebagai ajang pamer, bullying,
penipuan, dan juga berita-berita hoax
yang menimbulkan kesalahpahan dan perpecahan. Dalam hal ini kita harus pandai
memilih informasi yang benar-benar sesuai.
Pada
dasarnya gawai memiliki dampak positif apabila dimanfaatkan dengan baik dan
benar. Oleh karena itu, gunakanlah gawai secara bijak, pakailah sesuai dengan
fungsi yang dibutuhkan agar kita dapat menikmati dampak positif dari canggihnya
teknologi serta dapat merdeka dari dampak negatif akibat penggunaan yang
berlebihan dan kurang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar