Cattegory

Kamis, 06 November 2008

Bermain peran: Sebuah teknik pembelajaran


Salah satu bentuk apresiasi sastra yang ditonjolkan oleh siswa-siswi SMP N 1 Seyegan adalah seni drama atau teater, seperti yang tampak pada foto. Melalui kegiatan ekstrakurikuler ini, siswa mengembangkan bakatnya dalam bidang seni sastra. Di sini siswa/siswi mempelajari teknik ber-acting dengan baik, baik ketika menampilkan adegan verbal maupun non-verbal. Agar yang dipelajari tak percuma, maka mereka dengan senang hati menampilkan drama-drama pada acara ulang tahun sekolah.
Sering kali guru menganggap bahwa seni drama merupakan kegiatan yang kurang bermanfaat bagi siswa. Tetapi tidak demikian menurut Ibu Winarti, salah satu guru ekstrakurikuler seni drama. “Teater merupakan wadah dalam mengimplementasikan pendidikan. Beragam pokok bahasan bisa ditampilkan dalam seni drama. Daya ingat sangat dilatih dalam seni drama. Karena itulah, saya tertarik untuk mengajar drama di luar kegiatan intrakurikuler, ” ungkapnya.
Bagi siswa sendiri, tidak semuanya berminat dengan seni drama. Hal itu disebabkan oleh berbagai kendala. Misalnya kurangnya kepercayaan diri untuk tampil di depan umum. Selain itu ada yang berpendapat bahwa kegiatan tersebut dapat mengganggu konsentrasi belajar. Tetapi tidak demikian menurut salah seorang siswa yang mengikuti ekstrakurikuler drama. “Drama bukannya menjauhkan saya dari pelajaran yang lain, namun bisa melatih konsentrasi belajar,” ujar M.
Pada umumnya, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kurang diminati oleh siswa. Siswa sering menganggap sepele mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, Ibu Winarti mencoba berbagai metode untuk menarik minat dan perhatian siswa. Salah satunya dengan metode permainan. Dan terbukti siswa antusias mengikuti pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Tidak ada komentar: