Cattegory

Kamis, 06 November 2008

REFLEKSIKU

Refleksi Pribadi ketika melaksanakan PPL di Majalah Praba

Bekti Yustiarti


Untuk melengkapi ilmu yang sudah dipelajari di bangku kuliah banyak perguruan tinggi yang mensyaratkan PPL sebagai syarat kelulusan. Pada prinsipnya berpraktek di salah satu lembaga atau media masa adalah media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori-teori yang didapat di bangku kuliah dan diharapkan mahasiswa dapat menambah ilmu dari para praktisi, sehingga tidak shock dengan dunia kerja yang seringkali berbeda dengan teori yang didapatkan di bangku kuliah.
Begitu juga dengan saya, pada semester ini saya mengambil salah satu mata kuliah yaitu PPL Jurnalistik. Salah satu tugas yang harus dilaksanakan dalam PPL Jurnalistik adalah berpraktek di salah satu media massa baik itu media cetak maupun media elektronik. Kami memilih Praba sebagai tempat PPL. Praba merupakan majalah rohani yang terbit setiap dua minggu sekali dan memiliki visi pembawa garam dunia pengamal pancasila. PPL dimulai pada tanggal 12 Maret 2008 di kantor redaksi Praba yang beralamat di Jalan Bintaran Kidul 5 Yogyakarta yang ditandai dengan penyerahan sebanyak sembilan mahasiswa (berkelompok).
Begitu banyak pengalaman yang saya dapatkan ketika saya berpraktek di majalah Praba. Saya dapat menambah ilmu yang tidak didapat dari dosen-dosen yang notabene lebih ahli dalam teori, dapat mempraktekan ilmu dan melihat kenyataan di lapangan ditinjau dari teori-teori yang sudah didapat di bangku kuliah.
Menulis Itu Gampang itulah salah satu judul buku. Namun, kenyataanya menulis itu sulit, itu saya alami ketika mendapat tugas untuk menulis baik menulis berita ataupun menulis karya-karya yang lain. Kesulitan yang saya alami adalah menemukan ide pokok. Namun, Rumus sederhana yang saya peroleh yang meliputi: what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana) dapat membantu saya dalam mengembangankan tulisan. Dengan berbekal pertanyaan tersebut, saya mencari jawaban ke lapangan. Dari jawaban yang diperoleh di lapangan itulah saya mendapatkan informasi kemudian disusun sebuah tulisan yaitu berupa berita..
Tugas yang paling berat ketika saya praktek di lapangan adalah mencari narasumber yang narasumbernya belum kita ketahui. Sebagai contoh, saya harus menemui narasumber dari pemerintahan yaitu yang bernama Ismoyo. Pertama kalai mendengar nama itu, yang terlintas di benak adalah nama orang. Namun, Ismoyo ternyata nama sebuah paguyuban perangkat desa yang ada di DIY. Untuk mencari informasi tersebut saya harus datang ke kantor kelurahan, kemudian dari kelurahan diminta datang ke rumah bupati Sleman. Di sana kami baru menemukan informasi mengenai ketua Ismoyo yang berlamat di Godean. Kami pun akhirnya kesana. Sesampainya di rumah beliau belum pulang, kami pun menyusul ke kantornya. Namun, sesampianya di kantor ternyata sudah tutup. Kami pun kembali lagi ke rumah, lama kami menunggu sampai akhirnya diusir oleh istrinya. Semangat untuk mendapatkan informasi pun belum pupus dan hari berikutnya kami langsung datang ke kantor dan akhirnya dapat mewawancarai ketua Ismoyo tersebut. Sungguh perjuangan yang aku anggap sangat luar biasa.
Dibalik semua jerih payah akhirnya kami dapat menyusun lapoaran utama tersebut. Rasa bangga dan puas pun kami rasakan ketika tulisan yang kami buat dengan penuh perjuangan dan susah payah di muat. Setelah itu kami pun mendapat tugas-tugas lain namun bersifat individu. Kami diberi kesempatan menulis apa saja berdasarkan topik-topik yang aktual.
Pembimbing kami di Majalah Praba yaitu Pak Tony juga memberi teori-teori dan juga beberapa tips untuk mencari berita, menulis berita, mengedit berita, mengambil gambar, mewawancarai narasumber, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan jurnalistik. Selain itu, dukungan semangat dari teman-teman dapat membantu memberikan motivasi yang luar biasa. Kerja sama yang sangat baik dalam kelompok juga memudahkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
Begitu banyak manfaat yang saya peroleh ketika mengikuti PPL Jurnalistik di Majalah Praba. Salah satunya dapat menulis di media cetak dan saya juga mengetahui bagaimana karakteristik narasumber yang satu dengan yang lain.

Tidak ada komentar: